DINASTI AYYUBIYAH
DINASTI
AYYUBIYAH
sejarah Munculnya Dinasti
Ayyubiyyah
Pendiri
dinasti ini adalah Shalahudin Al-Ayyubi, lahir di takriet 532 H/1137 M
meninggal 589 H/ 1193 M dimasyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama saladin
pahlawan perang salib dari keluarga ayyubiyah suku kurdi.
Dinasti
Ayyubiyah di Mesir berkuasa tahun 1169 sampai akhir abad ke-15 M. menggantikan
dinasti Fatimiyah. Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin. Ia menghapuskan sisa-sia
Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syi’i dan mengembalikannya ke faham sunni-ahlu
sunnah wal jama’ah-. Reputasi Salahudin bersinar setelah sukses melawan tentara
Salib dengan mempersatukan pasukan Turki, Kurdi dan Arab. Kota Yerussalem pada
tahun 1187 kembali ke pangkuan Islam dari tangan tentara Salib yang telah
menguasainya selama 80 tahun.
Gangguan politik terus-menerus dari
wilayah sekitarnya menjadikan wibawa Fathimiyah merosot. Pada 564 Hijriah atau
1167 Masehi, Salahuddin Al-Ayyubi mengambil alih kekuasaan Fathimiyah. Tokoh Kurdi yang juga pahlawan
Perang Salib tersebut membangun Dinasti Ayyubiyah, yang berdiri disamping
Abbasiyah di Baghdad yang semakin lemah.
2. Perkembangan
Dinasti Ayyubiyyah
Beralihnya
tapuk kekuasaan dari dinasti fathimiyyah ke tangan dinasti Ayyubiyyah
mengakhiri berkembang luasnya paham syi’ah di mesir. Shalahuddin membawa
pembaharuan bagi mesir dan merupakan angin segar bagi para penganut ahli sunnah
wal jama’ah.
Perkembangan
Dinasti Ayyubiyyah tidak terlepas dari peran besar Shalahudin sendiri. Shalahudin
mempunyai dua tugas utama sebagai khalifah Ayyubiyyah. Pertama, sebagai seorang
negarawan yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah. Kedua, sebagai panglima
perang salib yang telah berhasil mengalahkan tentara salib.
Untuk tugas pertama, beliau telah
banyak mengadakan pembangunan, membangun administrasi negara, ekonomi,
perdagangan, memajukan ilmu pengetahuan, membangun madrasah dan sekolah,
mengembangkan dalam bidang kegamaan mazhab ahli sunnah. Dan pada masanyalah banyak
bermunculan cendikiawan dalam ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang misalnya
seperti Maimoonides yang terkenal sebagai ahli ilmu astronomi, ilmu ke-Tuhanan,
tabib, dan terutama sebagai ahli filsafat. Selain itu juga terdapat Ibn al
Baytar (1246 M) sebagai dokter hewan dan medikal dan beberapa karyanya yang
sampai saat ini masih terkenal di wilayah Eropa tentang buku ramuan obat Islam “
Management Of The Drug Store”. Dan masih banyak lagi cendikiawan dalam ilmu
pengetahuan pada masanya.
Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir
perkembangan wakaf sangat menggembirakan. Pada masa ini, wakaf tidak hanya
terbatas pada benda tidak bergerak, tapi juga benda bergerak semisal wakaf
tunai. Tahun 1178 M/572 H, dalam rangka menyejahterakan ulama dan kepentingan
misi madhab Sunni, Salahuddin Al-Ayyubi menetapkan kebijakan bahwa orang
Kristen yang datang dari Iskandar untuk berdagang wajib membayar bea cukai.
Tidak ada penjelasan, orang Kristen yang datang dari Iskandar itu membayar bea
cukai dalam bentuk barang atau uang? Namun lazimnya bea cukai dibayar dengan
menggunakan uang. Uang hasil pembayaran bea cukai itu dikumpulkan dan
diwakafkan kepada para fuqaha’ (juris Islam) dan para keturunannya.[2]
Dan untuk tugas kedua beliau telah
membangun persatuan bangsa Arab di bawah naungan Abbasiyah di Baghdad untuk
menghadapi agresi tentara salib, membangun benteng pertahanan militer yang
terkenal dengan benteng Solahudin.
3.
Akhir Masa Dinasti Ayyubiyyah
Dinasti Ayubiyyah mula merosot ketika mereka mulai
bergantung kepada hamba yang dibawa dari Turki dan Mongol sebagai tentera.
Hamba-hamba ini mula bertambah kuat dan dikenali sebagai Mamluk. Kekuasaan
Ayubiyyah merosot terus selepas kehilangan Mesir kepada Mamluk pada tahun 1250.
Ayubiyyah terus memerintah Damsyik dan Aleppo sehingga tahun 1260 hingga mereka
diusir keluar oleh orang Mongol. Kemarahan Mongol yang dapat disekat di Ain
Jalut oleh tentera Mamluk sehingga menjadikan Mamluk semakin kuat. Tahun
berikutnya hampir seluruh Syria jatuh ke tangan Mamluk. Kerajaan Ayubiyyah
sempat masih terus memerintah sebagian kecil kawasan Syria seperti Hamah untuk
70 tahun berikutnya sehingga mereka diduduki oleh Mamluk.
Sultan-sultan Mesir Ayubiyyah yang terkenal adalah:
1. Salahuddin
Al-Ayubbi 1171-1193
2. Al-Aziz
1193-1198
3. Al-Mansur
1198-1200
4. Al-Adil I
1200-1218
5. Al-Kamil
1218-1238
6. Al-Adil II
1238-1240
7. As-Salih Ayyub
1240-1249
8. Turanshah
1249-1250
Sajarot ad-dur (merupakan salah satu dari keturunan sultan Solahudin yang manjadi
titik akhir pemerintahan dinasti Ayyubiyyah yang kemudian berganti dibawah
kekuasaan dinasti Mamalik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar